Adsense IndonesiaAdsense IndonesiaAdsense IndonesiaAdsense IndonesiaAdsense IndonesiaAdsense Indonesia

Pembunuhan Pertama di Bumi

>> 


Mungkin kita belum mengetahui apa penyebab rusak dan hancurnya lingkungan kita ini. Dari beribu-ribu juta tahun yang lalu telah ada beberapa kehancuran yang ada di bumi. Yang hingga sampai sekarang ini, kejadian inilah yang telah menyebabkan kehancuran dunia saat ini. Apakah sebenarnya kejadian itu??? Kejadian itu adalah pembunuhuan. Bagaimanakah proses terjadinya kejadian itu??? Pembunuhan seperti apakah yang menyebabkan kehancuran sampai sekarang ini??? Ini dia kisahnya...

Sudah mendengar atau membaca kah kamu tentang kisah Nabi Adam A.S??? Masa' sih kita sebagai cucu-cucunya beliau, kita tidak mengetahui kisah beliau??? Sungguh terlalu..!! Kalau kamu udah mendengar atau membaca kisahnya, kamu pasti tahu keempat anaknya. Yuuppzzz, betul banget jawaban kamu. Tak lain and tak bukan adalah Qabil, Iqlima, Habil, dan Lubuda.

Kehancuran itu bermula saat Nabi Adam A.S diperintahkan Allah untuk mengawinkan keempat putera-puterinya itu. Sesuai dengan perintah Allah, maka keempat putera-puterinya dikawinkan. Qabil dikawinkan dengan Lubuda dan Habil dikawinkan dengan Iqlima yang cantik jelita dibandingkan Lubuda. Dan ini mejadi suatu keputusan Nabi Adam A.S sebagai seorang ayah. Akan tetapi Qabil menolak mentah-mentah keputusan ayahnya itu. Dengan ketidaksetujuan Qabil atas keputusan ayahnya, maka Nabi Adam A.S tidak langsung menggunakan kekerasan dan pemaksaan kepada Qabil yang akan mengakibatkan permusuhan dan perpecahan dalam keluarganya. Beliau menyerahkan keputusannya itu kepada Allah SWT.

Kemudian Nabi Adam menyuruh kedua anaknya untuk memberikan qurban persembahan kepada Allah dengan hasil kerja mereka berdua selama ini. Dengan catatan bahwa siapa diantara mereka yang qurban persembahannya diterima oleh Allah, maka dia berhak memilih siapa yang menjadi isterinya. Kedua saudara laki-laki itu menanggapi dengan baik perjanjian itu.

Sesaat kemudian Habil dan Qabil keluar dari gudang penyimpanan mereka dengan membawa qurban persembahannya. Habil keluar dan membawa peliharaanya, sedangkan Qabil keluar dengan membawa sekarung gandum yang dipilih dari hasil cocok tanamnya yang rusak dan busuk. Kemudian kedua persembahan itu dibawa ke puncak bukit dan diletakkan disana. Lallu perrgilah keduanya dari puncak bukit itu dan meyaksikannya dari jauh bersama dengan keluarganya yang hati mereka berdebar-debar, tak terkecuali kedua pemuda itu.

Dan terlihatlah api yang besar turun dari langit sedang menyambar qurban persembahan itu. Ternyata yang disambar api itu adalah persembahan milik Habil, yaitu kambing peliharaannnya yang musnah seketika itu juga. Sedangkan gandum milik Qabil tidak tersentuh sama sekali oleh api itu. Suhanallah... Apa yang terjadi itu merupakan kekuasaan Allah yang sangat nyata. Api yang besar menyambar seekor kambing tanpa menyentuh sedikitpun sekarung gandum.

Semua anggota keluarga Nabi Adam A.S melihat dan menyaksikan apa yang terjadi waktu itu. Maka dengan demikian sudah diketahui bahwa Habil lah yang menang dalam pertarungan tersebut karena qurbannya telah diterima oleh Allah SWT. Maka dialah yang berhak memilih siapakah diantara kedua gadis saudaranya itu yang akan menjadi isterinya kelak.

Putus sudah harapan Qabil untuk memilih calon isterinya. Maka dengan hasil tersebut dia menyerah dan menerima dengan hati kesal dan marah pada habil, dan akan membunuhnya ketika sang ayah sudah tiada. Ternyata niat jahat Qabil ini diberi kesempatan oleh Allah.

Hingga suatu hari, Adam A.S akan melakukan perjalanan. Maka beliau mengamanahkan rumah tangga dan keluarganya kepada Qabil sebagai anak pertama. Beliau berpesan kepada Qabil untuk menjaga baik-baik bu dan saudara-saudaranya selama beliau tidak ada di rumah. Beliau juga berpesan agar kerukunan keluarga dan ketenangan rumah tangga terpelihara baik-baik dan jangan sampai terjadi hal-hal yang dapat mengeruhkan suasana bahkan merusak hubungan kekeluargaan hyang telah beliau bina selama ini. Qabil pun menerima pesan ayahnya ini dengan wajah yang meyakinkan. Dengan mengeluarkan janji-janji untuk menjalankan amanah ayahnya dengan sebaik-baiknya. Lain mulut, lain juga hati. Itulah yang sedang terjadi di dalam diri Qabil.

Setelah beberapa saat kepergian ayahnya, maka Qabil mendatangi Habil di peternakannya dan berkata, “Aku datang kemari kuntuk membunuhmu. Masanya telah tiba untuk aku lenyapkan engkau dari atas bumi ini.” “Apa salahku?”, sahut Habil. “Dengan alasan apaka engkau hendak membunuhku?”, lanjut Habil. Maka Qabil menjawab, “Ialah karena qurbanmu diterima oleh Allah sedangkan qurbanku ditolak yang berarti bahwa engkau akan mengawini adikku Iqlima yang cantik dan molek itu dan aku harus mengawini adikmu yang buruk dan tidak mempunyai gaya yang menarik itu.” “Adakah berdosa aku bahwa Allah telah menerima qurbanku dan menolak qurbanmu? Tidaklah engkau telah bersetuju cara penyelesaian yang diusulkan oleh ayah sebagaimana telah kami laksanakan? Janganlah tergesa-gesa wahai saudaraku, mempertaruhkan hawa nafsu dan ajakan syaitan! Kawallah perasaanmu dan fikirlah masak-masak akan akibat perbuatanmu kelak! Ketauilah bahwa Allah hanya menerima qurban dari orang-orang yang bertaqwa yang menyerahkan dengan tulus ikhlas dari hati yang suci dan niat yang murni. Adakah mungkin sesekali bahwa qurban yang engkau serahkan itu engkau pilihkannya dari gandummu yang telah rusak dan busuk dan engkau berikan secara terpaksa bertentangan dengan kehendak hatimu, sehingga ditolak oleh Allah, berlainan dengan kambing yang aku serahkan sebagai qurban yang sengaja aku pilihkan dari peternakanku yang paling sihat dan kucintai dan kuserahkannya dengan tulus ikhlas disertai permohonan diterimanya oleh Allah. Renungkanlah, wahai saudaraku kata-kataku ini dan buangkanlah niat jahatmu yang telah dibisikkan kepadamu oleh iblis itu, musuh yang telah menyebabkan turunnya ayah dan ibu dari syurga dan ketahuilah bahwa jika engkau teap berkeras kepala hendak membunuhku tidakllah akan aku angkat tanganku untuk membalasu karena aku takut kepada Allah dan tidak akan melakukan sesuatu yang tidak diridhoi-Nya. Aku hanya berserah diri kepada-Nya dan kepada apa yang akan ditakdirkan bagi diriku.”

Nasihat dan kata-kata mutiara Habil itu didengar oleh Qabil namun masuk telinga kanan dan keluar telinga kiri dan tidak menyentuh lubuk hatinya yang penuh rasa dendam, dengki, dan iri terhadap Habil itu. Hatinya sudah tertutupi oleh iblis, sehingga tidak ada rasa kasih sayang terhadap saudara kandungnya sendiri. Iblis benar-benar sudah menyatu dengan Qabil waktu itu. Qabil tidak diberi kesempatan untuk menoleh ke belakang merenungkan kata-kata saudaranya itu, bila rasa dendam dan dengki itu mulai padam, maka dikipasinya sampai membara lagi.

Ketika Qabil bingung cara apa yang sebaiknya digunakan untuk membunuh Habil, maka iblis menjelma sebagai seekor burung yang dipukul kepalanya dengan batu sampai mati. Contoh yang sangat mudah itu diterapkan oleh Qabil terhadap saudaranya Habil. Dengan dikuasai oleh iblis, Qabil membunuh saudara kandungnya sendiri, sebagai korban keganasan dari iblis.

Kejadian itulah yang menjadi penyebab kehancuran sampai sekarang ini yang kita rasakan. Tanpa disadari atau tidak, kita sudah terpengaruh oleh bujuk rayu iblis yang manis namun menyesatkan. Banyak diantara kita yang tidak sadar melakukan dosa-dosa besar, namun tidak segera bertaubat bahkan senang melakukannya lagi.
Wahai saudaraku, ingatlah Allah jika kita hendak melakukan sesuatu. Berfikirlah apa akibat baik dan buruknya sebelum kamu melakukan sesuatu.

Related Posts by Categories



0 Komment:

Related Websites

Vistors

Locations of visitors to this page free counters

Blogger Blog Review at Blogged

Shout Box Comment

  © Roshid Theme by scenica.co.cc 2009

TOP  

skater